Sleight of Mouth Intervensi Klinis Percakapan (Berbasis Hipnosis)
Robert Dilts (1999) dalam bukunya, "Sleight of Mouth: The Magic of Conversational Belief Change" menjelaskan trik hipnosis melenturkan belief seseorang dan memandunya. Agar dalam artian hal yang positif untuk pemberdayaan diri orang tersebut terjadi.
Trik
ini semua berdasarkan hasil kerja Dilts (1999) memodel ahli NLP bernama
Richard Bandler dengan dituliskannya kerangka hipnosis dalam
percakapan.
Baik langsung saja ini Contoh masalah pada seseorang yang bisa di intervensi agar terjadi perubahan (thought/isi pikirannya): “Dia
membuatku kesal lebih dari sekali. Dan itu pernah terjadi, pasti
terjadi lagi. Dia kayanya memang sengaja membuatku kesal dan Aku dalam
bahaya jika dekat dengannya.”
Tetapi, tentu saja dalam artikel ini hanya keterampilan verbal. Anda harus dan perlu melatih keterampilan non-verbal agar trik ini efisien dan langsung rekonstruktif pada masalah klinis orang tersebut. Contohnya nonverbal adalah bagaimana cara Anda mengatakan (intonasi, kecepatan, volume, ekspresi wajah, gesture, posture, gerakan tangan, dan lain-lain), bukanlah hanya 'apa yang Anda katakan' (14 pola di bawah ini). Selamat menikmati!
Kembali bedah masalah klinisnya adalah: (thought/isi pikirannya): “Dia
membuatku kesal lebih dari sekali. Dan itu pernah terjadi, pasti
terjadi lagi. Dia kayanya memang sengaja membuatku kesal dan Aku dalam
bahaya jika dekat dengannya.”
1. CHANGE FRAME SIZE
[focusing on longer/shorter time, or larger/smaller people, or bigger/smaller perspective]
Bagaimana cara mengatasi disakiti orang lain adalah satu hal terbesar yang pastinya... diterima manusia. Hingga kita bisa cukup bijak dan pemaaf, jika tidak, hanya akan terus menjadi kekerasan, peperangan, dan genocide baik skala globalmaupun individual.
2. ANOTHER ISSUE
[focusing on learning/development the poor skill.]
Sikap
Anda sepertinya... bukan seberapa banyak cara untuk menghindar
disakitinya, mungkin Anda bisa melatih/mengembangkan kemampuan yang bisa
mengamankan Anda. Dan tidak peduli lagi apa yang orang lain lakukan.
3. MODEL OF THE WORLD
[focusing on others situation (facts)]
Ada
psikiater memberitahu penelitiannya bahwa hormon yang dimiliki manusia,
tidak lebih hanya sekedar apa yang Anda yakini dalam pikiran Anda
secara sadar, dan itulah sumber bahaya Anda.
4. REALITY STRATEGY
[focusing on checking reality (associated/dissociated state)]
Bagaimana
kau tahu itu benar? / Apa yang membuatmu berpikir begitu?. Saat kau
berpikir tiap contoh kesakitan yang kau alami lagi apakah itu secara
terpisah, atau mereka tercampur bersamaan? Apakah Anda melihatnya
seperti menonton film dokumentasi dari diri Anda?
5. COUNTER EXAMPLE
[focusing on other situation berlawanan (facts)]
Dalam
hal untuk benar-benar aman, itu penting untuk mengenali kita mungkin
hanya dalam banyak bahaya dari orang-orang siapa yang berniat baik dan
siapa yang belum menyakiti kita sebelumnya. Pikirkan setiap orang siapa
tidak berniat membunuh orang lain dalam sebuah kecelakaan mobil. Seperti
perkataan mereka, “Jalanan itulah yang menyebalkan, saya tidak ada niat
jahat menabraknya.”
6. HIERARCHY OF CRITERIA/LOGICAL LEVEL
[focusing on the higher level of logical/criterion principle]
Apa
pendapat Anda... lebih pentingkah “menghindari kekesalan” yang membuat
diri Anda berlebihan? Atau “menerima kekesalan” yang wajar sewaktu-waktu
mendekati Anda.
7. APPLY TO SELF
[focusing on avoiding assoicated negative-past-experience]
Itu
bisa jadi berbahaya saat kita berpikir hanya dalam bahaya dari semua
itu yang mengesalkan kita sebelumnya. Memiliki keyakinan itu memaksa
kita mengalami lagi pengalaman kesal lagi, dan lagi dan membuat cukup
kesakitan disaat “menganggap orang disekitar kita berniat negatif.”
8. INTENTION
[focusing on underlying positive intention of yourself/mind part]
Itu
sangat penting Anda menyiapkan semua langkah-langkah yang bisa Anda
buat untuk menyakinkan orang-orang agar bertingkah lebih beretika dan
melakukan hal-hal benar.
9. REDEFINING
[focusing on new positive terminology]
Ini adalah hal yang menantang dan memerlukan tindakan yang courage, support, dan wisdom.
10. CHUNK UP
[focusing on the big picture of thinking]
Menerima
ketidaknyamanan yang kita alami dari menghadapi resiko-resiko hidup
adalah salah satu cara agar kita menjadi lebih kuat dan lebih sanggup
menjadi sosok manusia.
11. METAPHOR
[focusing on similar things & different implication (self-contemplating)]
Belajar
menguasai kemampuan bergaul itu seperti menjadi bisa membawa diri kita
bangkit. Ketika kita merasa mengendarai sepeda saat sebagai seorang anak
kecil, dan memiliki keahlian untuk mempertahankannya hingga kita bisa
mencapai keseimbangan. Berbuat marah dengan sepeda saat membuat kita
kesal bukanlah hal yang bagus.
12. CONSEQUENCE
Itu akan menjadi lebih sulit untukmu menjadi kesal lagi di akan datang... sekarang kau tahu bagaimana mengenali situasi-situasi berbahaya dan mencari bantuan. Ini adalah langkah awal yang maju menjadi berubahnya dari seorang korban ke seorang pahlawan.
Memiliki
keyakinan seperti ini akan menjamin permasalahanmu yang bertahan lama
karena kamu menolak mencoba kemungkinan dan kesempatan.
13. CHUNK DOWN
[focusing on smaller elements]
Dalam
hal merespon dan memandang situasi itu dengan efektif, penting halnya
Anda mencoba membedakan... apakah tingkat bahaya yang mungkin akan
didapatkan lebih besar bersama tiap pengalaman kesal itu? Apakah Anda
pernah dalam tingkat bahaya yang sama? contohnya disaat kau pertama kali
pernah pernah kesal.
14. META FRAME
[focusing on hard choice of 2 ways]
Selama
kau berada dengan mempertahankan dalam “bingkai masalah” mengenai
perilaku dan niat orang itu, kamu akan menjadi terbebani dengan
akibatnya. Ketika kau siap merubah ke dalam “bingkai tujuan”, akan
membuatmu mulai menemukan banyak kemungkinan solusi.
Komentar?TulisTutup